Sejarah Teknik Industri
Di dunia
Bagian ini membutuhkan pengembangan
Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. Frederick Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah mempengaruhi perkembangan Teknik Industriseperti risalah The Wealth of Nations karya Adam Smith, dipublikasikan tahun 1776; Essay on Population karya Thomas Malthusdipublikasikan tahun 1798; Principles of Political Economy and Taxation karya David Ricardo, dipublikasikan tahun 1817; dan Principles of Political Economy karya John Stuart Mill, dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan paham Liberal Klasikmengenai kesuksesan dan keterbatas dari Revolusi Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. "Economic Science" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi America muncul .
Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage. Babbage adalah profesor ahli matematika di Cambridge University. Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul On the Economy of Machinery and Manufacturers tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve), pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Dia juga sangat tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles Babbage adalah orang pertama yang menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia menyebutnya "analytical calculating machine" , untuk tujuan memecahkan masalah matematika yang kompleks.
Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang mempengaruhi pembentukan Teknik Industri. Henry R. Townemenekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur akan meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota American Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook dikatakan bahwa "ASME adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama Fredrick A. Halseybekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif.
Henry L. Gantt (juga anggota ASME) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah penciptaDiagram Gantt (Gantt chart), yang saat ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarangGantt chart digunakan dalam bidang statitik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Mapping (CPM).
Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggotaASME. Dia menciptakan istilah "Scientific Management" untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris. Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat perusahaan. Scientific Management memiliki efek yang besar terhadapRevolusi Industri, baik di Amerika maupun di luar negara Amerika.
Keluarga Gilbreth diakui akan pengembangan terhadap Studi Waktu dan Gerak (Time and Motion Studies). Frank Bunker Gilbreth dan istrinyaDr. Lillian M. Gilbreth melakukan penelitian mengenai Pemahaman Kelelahan (Fatigue), Skill Development, Studi Gerak (Motion Studies), danStudi Waktu (Time Studies). Lillian Gilbreth memeliki gelasr Ph.D. dalam bidang Psikologi yang membantunya dalam memahami masalah-masalah manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik ("one best way") untuk melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang siginifikan adalah pengklasifikasian gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam, dimana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif. Mereka menamakannya Tabel Klasifikasi Therbligs (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective therblig) lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa setiap bentuk pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana.
Saat Amerika Serikat menghadapi Perang Dunia II, secara diam-diam pemerintah mendaftarkan para ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan ini mengembangkan sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut saat informasi ini terbongkar. lahirlah Operation Research. Banyak hasil penelitian yang masih sangat teoritis dan pemahaman bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan jurang antara kelompok Operation Research (OR) dan profesi insinyur terlalu lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen Operation Research dan mengkapitalisasikannya.
Pada 1948 sebuah komunitas baru, American Institute for Industrial Engineers (AIIE), dibuka untuk pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak mendapat tempat yang khusus dalam struktur perusahaan. Selama tahun 1960 dan sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai mengadopsi teknik-teknik operation research dan menambahkannya pada kurikulum Teknik Industri. Sekarang untuk pertama kalinya metode-metode Teknik Industri disandarkan pada fondasi analisa, termasuk metode empiris terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap optimisasi dalam matematika sebagaimana metode baru dalam analisa statistik membantu dalam mengisi lubang kosong bidang Teknik Industri dengan pendekatan teoritis.
Kemudian, permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat komputer digital berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan data dalam jumlah besar, insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi permasalahan besar secara cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan sub-program "sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat Teknik Industri menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan reaskinya bila terjadi perubahan.
Di Indonesia
Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Universitas Sumatera Utara [USU] , Medan pada tahun 1965 dan dilanjutkan dengan Teknik Industri ITB Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktek sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.
Di Universitas Indonesia, keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia,
Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik guladan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan dibengkel-bengkel perkereta-apian.
Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan(maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai.
Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan.
Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar.
Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.
Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.
Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik,Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.
Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu danKeselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen Personalia,Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional, Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB.
Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.
KEBIJAKSANAAN YANG TELAH DAN AKAN DILAKSANAKAN.
INDUSTRI
Kebijaksanaan pemerintah dalam rangka penguasaan teknologi merupakan alat yang ampuh di dalam mewujudkan program industrialisasi nasional seperti yang telah ditetapkan dalam GBHN dimana pada akhirnya melalui program industrialisasi dan keterampilan yang dimiliki akan dapat menghantarkan bangsa Indonesia ke dalam penemuan-penemuan baru baik "product technology", "manufacturing technology" maupun "production process technology".
Peranan pembangunan industri yang sangat besar di dalam perkembangan dan pertumbuhan pembangunan selanjutnya maka pembangunan industri haruslah merupakan usaha terpadu guna memantapkan proses industrialisasi dalam arti seluas-luasnya.
Dalam usaha mengembangkan pemikiran dalam menentukan dan prioritas industri yang akan dikembangkan di Indonesia, maka pangkal tolak yang dipergunakan selain penekanan ke arah sasaran yang telah ditetapkan dalam GBHN juga memperhatikan persoalan ekonomi yang dihadapi saat ini, yaitu : pertama, kendala kelangkaan sumber daya dana; kedua, mendesaknya penciptaan lapangan kerja produktif bagi angkatan kerja yang semakin bertambah.
Oleh karenanya pola pengembangan industri nasional ini dalam pelaksanaannya dapat didekati dengan beberapa pendekatan pengembangan industri.
a. Pembentukan Modal
Penekanan yang dilakukan dalam hal ini adalah pembangunan sektor industri yang mengandalkan nilai keunggulan komparatif yang terkandung dalam sumber daya yang dimiliki bangsa Indonesia dalam rangka pembentukan modal untuk membiayai tahap pembangunan berikutnya.
Industri yang dikembangkan Pada dasarnya untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil-hasil industri primer untuk dijadikan bahan baku barang setengah jadi atau barang-barang konsumsi. Industri semacam ini telah berkembang baik untuk memenuhi pasaran dalam negeri maupun luar negeri.
Contoh : Industri LNG minyak pertambangan.
Dalam rangka pemupukan dana pembangunan. industri yang bertujuan ekspor tersebut merupakan industri yang memegang peranan penting. Oleh karena itu usaha-usaha pengembangan teknologi serta efisiensi produksi perlu terus dilakukan dan dikembangkan agar keunggulan komparatif yang dimiliki oleh sumber daya alam tersebut dapat dikembangkan atau setidak tidaknya dapat dipertahankan.
b. Pembangunan Manusia
Salah satu sumber daya yang kita miliki yang sekaligus juga menjadi tujuan pembangunan kita adalah manusia itu sendiri. sedangkan pembangunan industri yang didasarkan atas sumber daya manusia itu sendiri dapat dibedakan dari segi kedudukan/fungsinya, yaitu :
- Manusia sebagai konsumen/pemakai hasil industri.
Penekanan yang dilakukan disini adalah pengembangan sektor industri yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan rakyat banyak. Jadi industri Yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus benar-benar memenuhi syarat bahwa jumlah dan kualitas yang memadai serta harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Contoh : industri pangan. sandang papan kesehatan dan pendidikan.
- Manusia sebagai tenaga kerja/Pelaksana proses produksi.
Penekanan yang dilakukan dalam hal ini adalah pengembangan sektor yang mampu menciptakan dan memperluas lapangan kerja (industri padat karya). Untuk mendorong dan memperluas lapangan kerja tersebut, seyogyanya perlu diberikan insentif atau setidak-tidaknya diberi keringanan-keringanan bagi industri yang mempunyai invesment per labornya rendah. Hal tersebut dimaksudkan mengingat tersedianya tenaga kerja yanp berlimpah dan relatif murah merupakan salah satu keunggulan komparatif yang kita miliki saat ini. Dengan demikian diharapkan tenaga kerja di kedua sektor tersebut banvak terserap.
- Manusia sebagai pembawa teknologi.
Pembangunan industri merupakan bagian dari pelaksanaan pembangunan dalam rangka mencapai sasaran pembangunan jangka panjang yaitu struktur ekonomi yang seimbang dimana terdapat kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kemampuan dan kekuatan pertanian yang tangguh.
Dalam rangka mentransformasikan bangsa dan negara kita menjadi negara industri pada era tinggal landas nanti dan dikaitkan dengan fungsi manusia sebagai pembawa teknologi maka pembangunan industri dimaksud lebih dititik beratkan pada industri manufaktur. Penekanan yang dilakukan disini ialah pengembangan sektor industri yang tercakup dalam strategi transformasi industri dan teknologi (5 prinsip 4 tahap dan delapan wahana industri) dalam rangka meningkatkan keterampilan bangsa dan sekaligus menguasai teknologi.
Mengingat penguasaan dan pengembangan teknologi ditentukan oleh manusia itu sendiri berarti penguasaan dan pengembangan yang dimaksud tak lain adalah usaha pembinaan manusia menjadi lebih terampil dan bermutu. Pada dasarnya penguasaan teknologi ini menibulkan bukan hanya tenaga terampil saja tetapi juga dana dan waktu.
c. Keterkaitan antar sektor industri dan / atau sektor ekonomi. Dalam hal ini penekanannya adalah pengembangan sektor industri yang didasarkan atas keterkaitan antar sektor indusiri itu sendiri dan / atau sektor ekonomi lainnya.
menyusun komoditi-komoditi secara tegas untuk menentukan pengembangan masing-masing industri. tidak bisa terlepas dari keterkaitan baik antar industri itu sendiri dengan kegiatan ekonomi lainnya.
Contohnya : - Bauxit - Alumina -.-Aluminium.
- Industri gula dengan sektor pertanian tebu.
- Industri gula yang didirikan tersebut tidak melihat kepada kelayakan ekonominya sematamata tetapi juga untuk melindungi petani tebu yang sudah ada.
TEKNOLOGI
Perkembangan teknologi dalam dasa warsa terakhir ini terasa semakin cepat khususnya akibat perkembangan dalam bidang industri elektronika dan informatika dimana daur hidup produk (product life cycle) semakin memendek dan cepat. Disamping itu perkembangan teknoloqi ini sekaligus memperluas ruang lingkup aplikasinya sehingga memberikan dampak yang sangat luas bagi perkembanpan sektor-sektor industri lainnya.
Oleh karena itu hampir seluruh negara industri berupaya menguasai dan mengembankan teknologi dengan meningkatkan kegiatan penelitian dan Pengembangan (RaD) baik dalam bidang teknologi manufaktur (manufacturing technology) rnaupun bidang teknologi produk (Product technology). Umumnya negara industri maju menempuh langkah ini dalam rangka meningkatkan daya saing produknya untuk memasuki pasaran internasional. Sedangkan bagi negara berkembang upaya ini lebih menitikberatkan untuk menguasai teknoloqi sarnbil membuka Peluang/akses untuk meraih pangsa pasar internasional.
Sebelum kita membicarakan tentang perkembangan teknologi di Indonesia terlebih dahulu digambarkan mengenai Peranan sektor industri manufaktur terhadap penerimaan dari sektor non migas. Tahun 1987/1988 Peranan sektor industri manufaktur terhadap penerimaan sektor non migas sebesar 78% dan tahun 1988/1989 mengalami Peningkatan sebesar 80%.
Kalau dirinci lebih lanjut hasil industri manufaktur yang termasuk "kadar teknologi yanq tinggi" ternyata hanya diwakili oleh industri logam dan alat listrik yang kontribusinya relatif sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil ekspor industri manufaktur belum menggambarkan kemampuan kita dalam menguasai teknologi prose dan teknologi produk.
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, bahwa perkembangan industri di Indonesia selama ini masih berkembang ke arah teknologi manufakturing proses yang menghasilkan barana-barang kebutuhan dalam negeri maupun untuk di ekspor, dan sedikit sekali industri-industri yang berkembang ke arah teknologi produk untuk menghasilkan produk inovatif' baru yang mampu bersaing di pasaran.
Dengan demikian perkembangan teknologi manufaktur pada industri industri nasional sudah berkembang cukup baik dengan level teknoiogi yang rnemadai. Hal ini disebabkan selama ini departemen Perindustrian telah memberikan pembinaan terhadap industri nasional dengan dukungan Balai-Balai Penelitian & Pengembanqan miliknya dalam rangka peningkatan mutu dan daya saing produk yang dihasilkan.
Sedangkan perkembangan teknologi produk untuk menghasilkan produk inovatif baru perlu terus ditingkatkan mengingat bila industri kita ingin bersaing di pasaran internasional yang semakin kompetitif. Upaya untuk mendukung perkembangan teknologi produk, pemerintah telah membangun prasarana dan sarana laboratorium yang diperlukan di kawasan PUSPIPTEK - Serpong.
PENDANAAN & PELAKSANAAN KEGiATAN LITBANG DALAM RANGKA PENGUASAAN TEKNOLOGI
Sejarah telah membuktikan bahwa sumber daya alam yang berlimpah ruah tanpa ditunjang oleh kemampuan menguasai teknologi tidak lagi dapat dijadikan andalan tapi suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan nasionalnya.
Namun menyadari akan besarnya biaya yang diperlukan dalam melakukan kegiatan litbang serta adanya tantangan yang diakibatkan oleh qejala globalisasi ekonomi serta kecepatan
Perkembangan teknologi yang berakibat "life cycle dari teknologi itu semakin memendek, maka timbul gejala untuk melaksanakan kegiatan litbang (R&D) secara bersama (Joint Research).
Hal ini dilaksanakan khususnya untuk kegiatan penelitian dasar (basic research) karena dibutuhkan biaya/dana yang sangat besar, maka sumber Pendanaan kegiatan dimaksud dapat dipikul bersama oleh industri/perusahaan dan pemerintah. Bahkan khusus bagi penelitian yang bersifat strategis dan menunjanq kepentingan nasional dapat pula sepenuhnya dibebankan pada pemerintah. Oleh karena itu, biasanya pemerintah menetapkan jenis-jenis penelitian yang akan dibantunya.
Di beberapa negara maju, kegiatan litbang bidang-bidang yang lebih dibutuhkan oleh pemerintah (seperti litbang dalam bidang penerbangan & antariksa. elektronika &. telekomunikasi). maka sebagian atau bahkan seluruh kebutuhan dana dapat dibiayai oleh pemerintah.
Sedangkan untuk bidang-bidang yang dianggap lebih banyak manfaatnya bagi swasta (seperti litbang dalam bidang makanan, kertas, peralatan dari logam), pemerintah hanya membiayai/memberikan subsidi sebagian kecil atau bahkan sama sekali tidak.
Salah satu bentuk baru dalam rangka mengefektifkan serta memproduktifkan "critical mass" kegiatan litbang yang meliputi keterbatasan dana, globalisasi pasar dan langkanya tenaga ekspert, maka beberapa industri di dunia melakukan atau menempuh cara : merger, aliansi strategis, acquisition (Pembelian) Walaupun cara-cara tersebut bagi orang-orang yang hanya berorientasi pada globalisasi pasar hal ini ditafsirkan sebagai upaya yang menjurus ke arah konglomerasi namun ditinjau dari segi kegiatan litbang upaya ini nampaknya cukup efektif untuk mendorong perkembangan teknologi.
Pelaksanaan kegiatan litbang dalam rangka penguasaan teknologi, industri tidak melaksanakannya sendiri akan tetapi industri juga harus mengadakan kerjasama dengan lembaga litbang dan perguruan tinggi. Suatu synergy dalam bentuk kerjasama antar pelaku dalam bidang iptek yaitu industri - lembaga penelitian - perguruan tinggi, perlu dikembangkan semakin erat serta ditata dan dilibatkan ke-dalam program bersama yang pelaksanaannya melampaui batas negara ataupun melalui pendirian apa yang disebut dengan "science based industrial Park atau "technology based industrial park" yaitu mengembangkan pusat-pusat industri di sekitar perguruan tinggi dan lembaga penelitian.
Salah satu gambaran kongkrit yang membuat kita optimis bahwa kita akan berhasil mengantarkan bangsa kita memasuki tahap ketiga penguasaan teknologi adalah pengalaman yang berhasil dicapai di sektor industri pesawat terbang yaitu densan dinroduksinya CN-235 oleh IPTN dan kini IPTN sedang mempersiapkan produk terbarunya N 250 yang merupakan hasil rancang bangun dan rekayasa bangsa sendiri adalah jelas melambangkan bahwa industri tersebut telah memasuki tahapan ketiga penguasaan teknologi. Pengalaman dan prestasi ini jelas merupakan hasil kerja keras yang dilakukan dalam bidang penguasaan teknologi dan tidak terlepas dari keterpaduan kerjasama antara industri (IPTN)- lembaga penelitian (LUK & LAGG di Serpong) - perguruan tinggi (ITS).
Contoh lainnya keberhasilan PT PAL Indonesia dalam melakukan rancang bangun dan rekayasa kapal Caraka Jaya pada gilirannya meningkatkan kemampuan berbagai industri galangan kapal nasional, karena untuk memproduksi kapal Caraka Jaya tersebut galangan galangan lainnya juga turut dilibatkan. Keterpaduan antara industri dengan kegiatan penelitian dilaksanakan dengan didirikannya Laboratorium Hydrodinamika lengkap dengan Towing Tank di ITS - Surabaya, sekaligus memperlihatkan adanya skenario yang utuh dalam mengefektifkan hubungan "industri - laboratorium penelitian - perguruan tinggi.
Demikian juga hasil-hasil Litbang Terapan pada beberapa industri swasta nasional (PMDN) seperti :
- Industri pengolah pertanian :
PT. Sungai Guntung, melaksanakan litbang terapan untuk pengolahan dan pemanfaatan tanah serta air Gambut berikut industri pengolahannya dengan melibatkan kurang lebih 25 orang tenaga ahli (PhD dan Sarjana).
- Industri pengolah hasil hutan :
Litbang terapan yang diarahkan disini ialah untuk kelestarian hutan dan industri pengolahannya. Disamping itu PT. Inti Indo Rayon dikembangkan menjadi salah satu pusat penelitian pulp untuk rayon di Indonesia. Bagi Indonesia adalah sangat strategis untuk mengembangkan rayon sebagai pengganti kapas, karena Indonesia sulit untuk mengembangkan kapas.
- Industri lainnya yaitu : - industri yang mengolah hasil laut;
- industri yang mengolah hasil tambang (petrokimia, keramik);
- industri tekstil;
- industri elektronika;
- industri kimia yang mengolah petro kimia dan hasil perkebunan;
- industri engineering (kendaraan- bermotor, perkapalan).
III. PERANAN BUMN-IS DALAM PENGUASAAN TEKNOLOGI.
Salah satu kebijakan yang ditempuh pemerintah pada akhir-akhir ini yang akan menentukan keberhasilan bangsa kita dalam menguasai dan mengembangkan teknologi adalah dibentuknya BPIS yang membawahi l0 BUMN yang dinilai strategis bagi pengembangan teknologi di Indonesia.
Diharapkan kesepuluh perusahaan tersebut dapat berkembang menjadi "center of excellence" atau pusat keunggulan teknologi dibidang masing-masing, sehingga mampu mendorong industri dalam negeri lainnya untuk menguasai teknologi manufaktur dan teknologi produk, melalui langkah ini diharapkan daya saing Produk dalam negeri semakin meningkat serta akses menuju pasar internasional semakin terbuka.
Selanjutnya dalam operasionalisasi dari Strategi Transformasi Industri dan Teknologi yang dikemukakan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, bahwa pelaksanaan transformasi industri & teknologi dilaksanakan dalam 8 wahana industri. Kesepuluh BUMN Industri Strategis merupakan pelaksana daripada strategi transformasi industri & teknologi yang termasuk ke dalam 8 wahana tersebut.
Sekarang kalau kita lihat kembali. bahwa dalam rangka strategi transformasi industri & teknologi untuk menguasai dan mengembangkan teknologi, maka industri-industri strategis di lingkungan BPIS yang mewakili dalam wahana-wahana transformasi industri &teknologi sebagai berikut :
- Industri Penerbangan diwakili oleh PT. IPTN.
- Industri Maritim dan Perkapalan diwakili oleh PT. PAL Indonesia
- Industri Alat Transportasi Darat diwakili oleh PT. INKA.
- Industri Telekomunikasi dan Elektronika diwakili oleh PT. INTI dan LEN - SPIS.
- Industri Alat Pembangkit Energi diwakili oleh PT. BBI.
- Industri Perekayasaan
- Industri Alat dan Mesin Pertanian diwakili oleh PT. Barata Indonesia.
- Industri Pertahanan diwakili oleh PT. PINDAD dan PT. DAHANA.
Untuk meningkatkan peranan BUMN-IS di lingkungan BPIS dalam rangka strategi transformasi industri & teknologi di masa mendatang, maka ada beberapa hal yang mungkin perlu mendapatkan pemikiran, yaitu :
1. Penguasaan teknologi di bidang industri alat transportasi darat, khususnya mengenai penguasaan dan pengembangan teknologi perkeretaapian yang dilaksanakan oleh PT, INKA selama ini sudah berjalan dengan baik. Namun industri alat transportasi darat tidak hanya kereta api saja, tetapi juga kendaraan bermotor. Selama ini penguasaan dan pengembangan teknologi di industri kendaraan bermotor belum berkembang sebagaimana yang diharapkan.
2. Di dalam wahana industri perekayasaan, BUMN-IS BPIS belum kelihatan yang terjun untuk melaksanakan kegiatan penguasaan dan pengembangan teknologi di bidang ini. Untuk itu adakah perlu industri rekayasa di luar BUMN-IS masuk sebagai industri strategis misalnya PT. Rekayasa Industri atau salah satu anak perusahaan PT. Krakatau Steel yang bergerak dalam bidang industri rekayasa.
Akhirnya, untuk masa mendatang peran BUMN-IS SPIS dalam rangka strategi transformasi industri & teknologi perlu terus ditingkatkan, dimana ke sepuluh industri strategis di lingkungan BPIS harus dapat menjalankan misi sebagai pusat-pusat keunggulan teknologi (center of' excellence) untuk menguasai dan mengembangkan teknologi di bidangnya masing-masing yang tercakup di dalam 8 wahana transformasi industri & teknologi.
Tugas Pemrograman Jaringan
-
*Nama : Rigi Martusi*
*Kelas : 4IA16*
*NPM : 50408723*
*Tugas D1-1*
import java.net.*;
public class getIP{
public static void main(String args[]) throws ...
12 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar